Senin, 04 Februari 2013

Proses Sublimasi

        1. PENGERTIAN SUBLIMASI

    Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka partikel tersebut akan berubah fasa [wujud] menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas tersebut diturunkan dengan cara kondensasi, maka gas akan segera berubah menjadi padat. Pada dasarnya sublimasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya [impurities] sehingga diperoleh zat yang lebih murni, kotoran biasanya akan tertinggal dalam wadah akibat ketidakmampuannya dalam menyublim. Syarat pemisahan campuran dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian..yang,,tinggi.
Sublimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fasa padat menjadi uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa melalui fasa cair [fase antara.



       2. PRINSIP KERJA SUBLIMASI
              Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan zat yang mudah menyublim tersebut dengan sebuah sublimator sehingga menjadi gas/uap. Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan/dikondensasi kembali. Sedangkan cara kerja sublimasi secara sederhana [dalam skala laboratorium] adalah zat yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluar sublimasi, ditutup dengan gelas arloji , corong/labu berisi air sebagai pendingin , kemudian di panaskan dengan api kecil pelan-pelan. Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap, sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin. Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim , dihentikan proses pemanasan dan di biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua, kemudian zat yang terbentuk dikumpulkan  untuk diperiksa kemurniannya. Bila kurang murni proses sublimasi dapat diulang sampai didapatkan zat yang murni.
                    
       3. PROSES SUBLIMASI
Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu proses sublimasi buatan dan secara alami, antaralain :
             A.     Proses Sublimasi Buatan
        Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara sengaja/paksa, proses ini dapat terjadi pada skala industri dan skala laboratorium.

M  Skala Laboratorium ¢ Sublimasi Kristal Iodin
Berikut ini merupakan langkah retorika proses sublimasi iodin pada skala laboratorium :
Prinsipnya : Iodin  diubah menjadi gas dengan cara memanaskan campuran bersama kotoran. Setelah iodin berubah menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan labu didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk mengubah wujud iodin yang berupa gas  menjadi padat kembali secara cepat, diperlukan proses pendinginan [kondensasi]. Pendinginan pada percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan beberapa potong es batu/air dingin di dalam labu didih. Hasil dari percobaan tersebut adalah adanya kapur barus yang menempel di bagian bawah labu didih yang berbentuk kerak. Pada akhirnya kotoran [impurities] akan tertinggal di dasar beaker glass karena tidak dapat menyublim.
 Ë Alat & Bahan  :
¦ Beaker glass
¦ Cawan porselein beserta mortir
¦ labu didih berleher
¦ Kaki tiga dan kassa
¦ Pembakar bunsen
¦ Campuran  kristal iodin yang telah ditumbuk dengan pasir/karbon aktif
¦ es batu/air dingin
Ë Prosedur :
1.      Gerus/tumbuk  iodin [kuantitas bahan sesuai keinginan  kita sendiri] sampai halus untuk memperoleh luas permukaan yang besar sehingga proses perubahan fasa berjalan lebih cepat
2.      Tambahkan zat pengotor  seperti pasir maupun karbon aktif.
3.      Masukkan ke dalam beaker glass lalu tutup bagian atasnya dengan cawan porselein atau labu didih yang didalamnya telah dilengkapi dengan batu es atau air dingin.
4.   Susun alat dan bahan tersebut seperti pada gambar di bawah ini, nyalakan pembakar bunsen

                                                           
5.   Biarkan sampai semua iodin yang ada di dalam campuran menguap. Setelah itu matikan pembakar bunsen.
6.   Amati yang terjadi pada labu didih. Akan terbentuk kerak yang menempel pada bagian bawah labu didih seperti di bawah ini.

                                                 
Keterangan :
Hati-hati saat mengambil kerak iodin, karena uap berwarna ungu dari  iodin yang menerobos keluar dapat menimbulkan keracunan dan iritasi pernafasan bila terhirup.

          B. Proses Sublimasi Secara Alami
         Merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural [alami] akibat dari proses alam itu sendiri. Misalnya  sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-kawah gunung berapi. Contohnya yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m), Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur. Kawah  ini selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat. Belerang tersebut dihasilkan dari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara [asap yang berasal dari kawah] yang bersuhu sekitar 200 °C. ketika asap tersebut menuju atmosfer maka udara dingin di pegunungan akan mengkondensasi secara alami gas yang mengandung belerang.

                         

                Selanjutnya belerang yang telah padat akan menumpuk di tanah lalu terkubur secara alami membentuk deposit [endapan] yang dapat berupa batuan padat. Kemudian akibat adanya erosi [misal karena hujan dan angin] maka batuan belerang ini dapat muncul separuh bagian maupun seluruhnya dengan wujud visual batuan padat kasar berwarna kuning pucat. Biasanya deposit belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal maupun industri terdekat [misalnya industri karet] melalui penggalian secara langsung.

2 komentar:

Angry Birds -  Red Bird